top of page

MENGENAL DAN MEMAHAMI ANAK AUTISME

Kang, Ga Liedia Ayu, M. Psi, psik


Apa Sih, Autisme Itu?


Autisme yang lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA) adalah gangguan perkembangan yang kompleks dengan karakteristik kelainan pada fungsi sosial, bahasa dan komunikasi, serta tingkah laku dan minat yang tidak biasa. Autisme mencakup seluruh aspek dalam interaksi anak dengan dunianya sendiri.

Autisme, merupakan salah satu dari lima jenis gangguan di bawah payung PDD (Pervasive Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder).


Berapa Banyak Jenis Autisme?


Terdapat beberapa jenis autisme dengan masing-masing karakteristik yang berbeda, seperti:


1. Autistic Spectrum Disorder (ASD), muncul sebelum usia 3 tahun dengan gejala adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.


2. Asperger’s Syndrome, hambatan perkembangan interaksi sosial, aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, memiliki tingkat intelegensi rata-rata hingga di atas rata-rata.


3. Rett’s Syndrome, lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.


4. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS), merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).


5. Childhood Disintegrative Disorder (CDD), menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.


Penyebab dan Gejala-Gejala Autisme


Penyebab dari Autisme di antaranya: faktor gen, pemakaian zat kimia yg berlebih ketika masa kehamilan, polusi udara, radiasi HP, gangguan fungsi susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh taksoplasmosis, rubella, herpes selama 3 semester pertama kehamilan serta adanya gangguan organik saat kelahiran, alergi terutama di kepala.


Gejala autisme bervariasi dari gejala sangat ringan (mild), sedang (moderate) hingga parah (severe) dan sudah timbul sebelum anak tersebut berusia 3 tahun. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3) dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3).


A. Interaksi Sosial (minimal 2):

1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial non verbal: kontak mata, ekspresi muka, posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju

2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya

3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kesenangan/minat

4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional 2 arah


B. Komunikasi Sosial (minimal 1):

1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha berkomunikasi non verbal

2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunikasi/inisiasi, egosentris

3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip

4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif, kurang imitasi sosial


C. Imaginasi, berpikir fleksibel dan bermain imaginatif (minimal 1):

1. Mempertahankan 1 minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan

2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik/rutinitas yang tidak berguna

3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan berulang. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian tertentu dari suatu benda


Apakah Autisme bisa disembuhkan?


Autisme bukan merupakan suatu penyakit, sehingga “tidak ada” kata sembuh, melainkan gejala akan berkurang dan lebih adaptif terhadap lingkungan. Namun, terapi harus dimulai sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang secara umum dimiliki oleh setiap anak dengan autisme. Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy), Sensory Integrasi terapi. dan Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.


Opmerkingen


bottom of page